Orangtua adalah figur penting dalam hidup anak-anak. Namun, peran orangtua dalam membesarkan anak tidaklah mudah. Terkadang, orangtua bisa kehilangan kesabaran dan mengatakan hal-hal yang menyakitkan bagi anak mereka. Namun, jika Anda menggunakan rasa cinta anak sebagai kontrol atas mereka atau melakukan kekerasan fisik atau emosional, Anda bisa dianggap sebagai orangtua yang toksik. Mengeksploitasi anak dengan menggunakan rasa takut, ancaman, atau rasa bersalah adalah tindakan yang tidak baik. Anak-anak sangat peka dan bereaksi pada perilaku dan emosi kita terhadap mereka. Trauma yang disebabkan oleh orangtua yang toksik bisa berlangsung lama, maka hentikan mengatakan hal-hal yang menyakitkan bagi mereka. Artikel ini ditulis berdasarkan wawancara dengan psikolog terkemuka Dr. Malini Saba, yang memberikan saran dan pendapat ahli tentang dampak dari perilaku orangtua toksik terhadap anak-anak mereka.
kami rangkum dari HealthShots yang menghubungi psikolog Dr. Malini Saba untuk mengetahui lebih lanjut tentang orangtua yang toksik dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi anak.
Hal-Hal yang Dikatakan Orangtua Toksik pada Anak-Anak
Orangtua toksik tidak memiliki apapun yang baik untuk dikatakan pada anak-anak mereka. Beberapa hal yang menyakitkan yang mereka katakan pada anak-anak mereka adalah:
Mengkritik penampilan mereka
Anak-anak sangat rentan dan terpapar ketika menerima masukan dari orangtua mereka. Mengkritik penampilan mereka seperti body shaming, mengomentari pakaian, rambut, atau secara umum tampilan mereka bisa sangat merendahkan, kata Dr. Saba.
Merendahkan mereka
Mungkin sulit dipercaya, tetapi anak-anak juga memiliki emosi yang kompleks. Komentar toksik yang merendahkan mereka atau perasaan mereka seperti memanggil mereka bodoh, mengecewakan, tidak berguna atau membuat mereka merasa tidak berguna sangat tidak sehat bagi mereka.
Membandingkan mereka
Banyak kali, orangtua toksik memiliki kebiasaan membandingkan anak mereka dengan anak lain. Mereka cenderung membandingkan anak mereka dengan saudara kandung, sepupu, atau anak di sekolah mereka.
Menyalahkan mereka
Orangtua toksik, dalam keadaan marah atau frustrasi, dapat menyalahkan anak-anak. Komentar seperti “Saya banyak berkorban untukmu” atau “kamu membuat hidupku sulit” digunakan untuk membuat mereka merasa bersalah dan terbebani.
Memaksa mereka
Orangtua memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dalam membuat keputusan dalam hidup anak-anak mereka. Dengan memanfaatkan hal ini, membatasi dan memanipulasi anak-anak dengan komentar dan ultimatum seperti “kamu bisa melakukan ini atau tidak boleh melakukan ini” sangat beracun, baik itu untuk pendidikan, bermain, atau pekerjaan.
Komentar Toksik Berdampak pada Anak
Komentar toksik dapat merusak seluruh hidup anak! Masalah serius dapat timbul dengan body shaming, kata ahli. Mereka bahkan dapat memiliki efek yang berlangsung sepanjang hidup mereka, termasuk masalah kesehatan mental dan fisik, rendah diri, dan sulit untuk membangun hubungan yang sehat. Anak-anak yang terus-menerus mendengar komentar toksik dari orangtua mereka juga bisa mengembangkan rasa takut, kecemasan, dan depresi. Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk menghindari perilaku dan komentar yang toksik agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara sehat. Sebaliknya, berikan mereka cinta, dukungan, dan penghargaan untuk membantu membangun rasa percaya diri mereka dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang cerah.
Ketika orangtua tidak dapat menangani emosi mereka dan mengekspresikannya dengan cara yang toksik, itu dapat berdampak negatif pada anak mereka. Anak-anak yang terus-menerus dipaksa, dikritik, atau dibandingkan dengan orang lain dapat mengembangkan masalah emosional dan mental yang serius. Selain itu, mereka mungkin merasa tidak aman, tidak dicintai, dan tidak dihargai oleh orang yang seharusnya memberi mereka kasih sayang dan dukungan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk menjadi peran model yang baik dan menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung bagi anak-anak mereka. Orangtua harus menghindari perilaku toksik seperti mengkritik, merendahkan, membandingkan, menyalahkan, dan memaksa anak-anak mereka. Sebaliknya, mereka harus menciptakan lingkungan yang aman dan mempromosikan komunikasi yang sehat dan terbuka dengan anak-anak mereka. Dengan cara ini, orangtua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh dan berkembang secara positif, menjadi individu yang lebih percaya diri dan mandiri di masa depan.