Seiring berjalannya waktu, anak semakin sadar akan ada semakin banyak tuntutan yang menanti di ujung jalan. Tanpa perlu diucapkan, harapan dan ekspektasi orang akan diri seorang anak menjadi sebuah tekanan dan terkadang malah menurunkan kepercayaan diri. Wajar, orang tua menginginkan yang terbaik dalam setiap hal, namun bukan berarti anak harus selalu menjadi yang terbaik. Menetapkan standar dan ekspektasi yang tinggi pada anak akan melemahkan kepercayaan diri dan juga harga diri. Percaya diri bukanlah perkara anak harus berani untuk berbicara di depan orang banyak, namun percaya diri seorang anak adalah ketika dia mengetahui bahwa dirinya berharga.
Maka karena itu penting untuk mengetahui sikap yang bisa ditunjukkan di depan anak demi menjaga harga diri mereka sebagai manusia. Berikut beberapa tips yang bisa digunakan untuk mengelola ekspektasi orang tua dan membangun kepercayaan diri anak:
1. Kenali keunikan dan potensi anak

Setiap anak jelas berbeda, setiap anak lahir dengan ciri khas yang berbeda, bahkan saudara kembar sekalipun diciptakan oleh tuhan dengan porsi yang berbeda-beda. Untuk mengenali keunikan dan potensi seorang anak, orangtua bisa memulai dengan melakukan observasi, seperti apa aktivitas yang gemar mereka lakukan, kecenderungan minat hingga permainan yang sering dimainkan. Atau lebih simple dengan menanyakan, “Apa yang membuatmu bahagia?”. Dengan begitu secara tidak langsung anak akan mulai bercerita hal-hal apa yang menarik perhatiannya, kegemarannya hingga kegiatan-kegiatan yang ingin ditekuni.
2. Berhenti membandingkan anak dengan orang lain.

Anak tentang Membandingkan anak dengan orang lain adalah salah satu hal yang akan melemahkan kepercayaan diri seorang anak. Ya memang rumput liar di rumah tetangga terlihat jauh lebih baik, namun perilaku ini justru akan berdampak negatif pada anak.
Ketika anak dibandingkan dengan orang lain yang menurut mereka jauh lebih hebat, ia akan merasa kurang berharga karena tidak mampu mencapai dan memenuhi standar yang ditetapkan. Padahal kepercayaan diri seorang anak adalah tentang bagaimana mereka tau seberapa berharga diri mereka. Maka dari itu, dari pada membandingkan dengan orang lain, lebih baik fokus mendorong pada perkembangan individu, karena sekali lagi setiap anak memiliki keunikan dan potensi yang berbeda-beda. Berikan pujian dan dukungan dalam berbagai bentuk sebagai upaya untuk mendukung setiap proses kecil yang mereka tekuni, hal ini akan membuat anak merasa dihargai dalam setiap proses untuk terus tumbuh dan berkembang dijalan yang mereka pilih.
3. Dorong Kemandirian anak untuk bertanggung jawab

Mendorong kemandirian anak adalah proses yang membutuhkan banyak kesabaran dan komitmen yang kuat. Dalam kehidupannya, anak akan dihadapkan oleh berbagai pilihan dan sebagai orangtua, kita harus melibatkan anak dalam mengambil setiap keputusan dengan begitu ia akan belajar untuk bertanggung jawab atas keputusan yang dipilihnya sendiri.
Mendorong kemandirian anak akan sangat membantu dalam membangun keterampilan dalam menghadapi tantangan hidupnya kelak. Hal ini adalah bagian dari cara agar anak dapat berkontribusi dalam kehidupannya sendiri. Anak akan mempercayai kemampuan mereka untuk menjadi individu yang mandiri dan percaya diri dalam mengambil setiap keputusan dan menjalankan setiap proses.
4. Jaga komunikasi yang terbuka
Berkomunikasi secara terbuka dengan anak akan memperkuat hubungan antara orangtua dan anak, anak juga akan semakin percaya diri apabila setiap pendapat ataupun ide di benaknya mau didengarkan oleh seseorang. Sediakan waktu khusus untuk mendengarkan anak dengan penuh perhatian, sebagai sikap orangtua dalam menghargai setiap proses pengalaman anak.
Ada banyak kasus ketika komunikasi antara orang tua dengan anak tidak bisa saling terbuka, entah karena orangtua yang tidak memiliki waktu luang, keterampilan komunikasi yang kurang atau bahkan pengaruh perbedaan generasi akan pemahaman. Maka karena itu perlu adanya kesabaran dan komitmen yang kuat untuk menciptakan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua untuk mengontrol ekspektasi terhadap anak dan membangun kepercayaan diri dalam diri seorang anak. Perlu digaris bawahi bahwa anak hanya memiliki dunia yang mungkin sulit untuk dipahami. Wajar berekspektasi, tapi jangan sampai memaksakan kehendak sendiri tanpa mendengarkan pendapat anak.
Setiap anak lahir berdasarkan settingan khusus yang diciptakan tuhan. Setiap anak berbeda, bahkan saudara kembar sekalipun. Jangan memupuk banyak harapan dan ekspektasi pada anak jika tidak ingin menciptakan arena pacuan dunia dalam hidupnya. Anak adalah manusia, memiliki keinginan yang mungkin berbeda dari yang kita harapkan. Anak adalah manusia, yang pada akhirnya akan terlepas dan memiliki kehidupannya sendiri. Anak adalah manusia, yang juga memiliki harapan untuk menciptakan kenyamanan dan kebahagiaan.