Solstis adalah fenomena langka yang terjadi ketika Matahari berada di arah terjauh dari garis khatulistiwa. Fenomena ini menyebabkan hari tersebut menjadi paling pendek dan paling gelap. Pada artikel ini, kami akan menjelaskan secara lebih mendalam tentang fenomena solstis dan bagaimana ia mempengaruhi alam.
Apa yang dimaksud dengan Fenomena Solstis?
Fenomena solstis merupakan fenomena yang terjadi pada saat matahari terbenam di daerah yang memiliki ketinggian yang cukup tinggi. Pada saat matahari terbenam, warna cahaya yang dipantulkan oleh udara akan terlihat sangat indah dan menghasilkan warna-warna yang menakjubkan. Fenomena ini biasanya terjadi di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian yang cukup tinggi, seperti di pegunungan Himalaya atau di pegunungan Rocky.
Solstis merupakan fenomena yang terjadi karena adanya partikel-partikel kecil yang tersebar di udara. Partikel-partikel tersebut biasanya terdiri dari debu, asap, atau gas yang tersebar di udara. ketika matahari terbenam, cahaya matahari akan memantul kembali ke mata kita setelah mengalami pengurangan intensitas cahaya oleh partikel-partikel tersebut.
Warna yang terlihat pada fenomena solstis tergantung pada ukuran partikel yang tersebar di udara. Jika partikel yang tersebar di udara cukup kecil, maka cahaya yang dipantulkan kembali ke mata kita akan terlihat berwarna merah. Sebaliknya, jika partikel yang tersebar di udara cukup besar, maka cahaya yang dipantulkan kembali ke mata kita akan terlihat berwarna biru.
Fenomena solstis merupakan salah satu fenomena alam yang indah dan menakjubkan. Banyak orang yang tertarik untuk menyaksikan fenomena ini, terutama para pecinta alam dan fotografer. Jika Anda ingin menyaksikan fenomena solstis, Anda bisa mengunjungi daerah pegunungan yang memiliki ketinggian yang cukup tinggi pada saat matahari terbenam.
Apakah Fenomena solstis berbahaya?
Fenomena solstis sendiri tidak merupakan suatu fenomena yang berbahaya. Fenomena ini hanya merupakan fenomena alam yang terjadi saat matahari terbenam di daerah yang memiliki ketinggian yang cukup tinggi, di mana cahaya matahari akan dipantulkan kembali ke mata kita setelah mengalami pengurangan intensitas cahaya oleh partikel-partikel kecil yang tersebar di udara.
Meskipun fenomena solstis sendiri tidak merupakan suatu fenomena yang berbahaya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menyaksikan fenomena ini. Pertama, pastikan Anda berada di tempat yang aman dan tidak terancam bahaya apapun. Kedua, jangan menatap langsung ke arah matahari saat terbenam, karena dapat menyebabkan kerusakan pada mata. Gunakan kacamata pelindung mata atau lihat matahari terbenam melalui media transmisi, seperti melalui kaca atau layar kaca.
Informasi yang beredar tentang fenomena Solstis pada 22 Desember 2022 yang dianggap berbahaya ternyata tidak benar. Menurut Andi Pangerang Hasanuddin, peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena Solstis adalah peristiwa astronomis biasa yang juga disebut sebagai Titik Balik Matahari. Peristiwa ini terjadi dua kali dalam setahun, pada bulan Juni dan Desember.
Pada 22 Desember 2022, fenomena Solstis akan terjadi saat Matahari berada paling utara atau selatan, yaitu ketika mengalami gerakan semu tahunannya yang relatif terhadap ekuator langit. Pada saat ini, Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara akan menjauhi Matahari, sementara Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan akan condong ke Matahari. Fenomena ini tidak berbahaya dan tidak perlu ada imbauan untuk tidak keluar rumah pada hari tersebut.
Sumber: